Sumber: Google |
Pada debat ketiga yang melibatkan calon wakil preiden dinilai sangat hambar, datar, kedua kandidat di nilai menahan diri dan terlihat mencari aman.
Hal tersebut membuat debat terlihat membisankan. Debat seperti sebuah pertunjukan antara santri dan kiyai. Keduanya seperti sukses memerankan perannya masing-masing sehingga panggung debat seperti telah berubah manjadi paparan layaknya kiyai yang sedang mangajar muridnya dan presentasi ala santri dihadapan gurunya.
Namun kedua kandidat layak mendapat apresiasi di mana keduanya tampil elegan dengan penguasaan atas materi dan berbagai masalah terkait dengan paparan yang cukup meyakinkan.
Kiai Ma'ruf Amin seperti telah mematahkan argumen/asumsi selama ini yang sempat “meragukan” kemampuannya bahkan dikalangan pendukungnya parpol koalisi Jokowi, tentu saja ini pukulan telak bagi siapa pun yang sebelumnya meremehkan kemampuan beliau.
Disisi lain Sandi juga tampil “memukau” dengan penguasaan masalah penyampaian visi-misi dan program yang dibalut dengan kritik yang "pedas" dengan bungkus yang sangat halus sehingga dalam penyampaian terkesan santun, bijak dan penuh hormat pada lawan debatnya.
Penampilan kedua kandidat wakil presiden ini jika diramu dengan format debat yang lebih baik sepertinya akan lebih menarik, KPU sepertinya tidak mau mendengar masukan dari publik.
Kesalahan yang sama terus diulang, model debat semacam ini “tidak” akan mampu menggali secara lebih mendalam ide dan gagasan masing-masing kandidat, panggung debat akhirnya berubah menjadi panggung pertunjukan untuk menilai sikap (attitude) dan etika kandidat.
Debat kali ini sedikit terselamatkan pada bagian akhir, kedua kandidat mengeluarkan jurus pamungkas dan mungkin "emosi" yang tertahan dengan mengungkapkan visi dan program unggulannya serta kritik keras atas kandidat lain.
Ini menjadi penutup yang cukup memuaskan dan menjadi inti perdebatan yang membedakan (distingsi) kadua kandidat baik dalam visi maupun program jika kelak mereka mendapatkan amanah untuk memimpin.
Sumber: Akurat.co
No comments:
Post a Comment